EdunesiaNews – Hingga 8.300 pekerja di bidang teknologi telah meninggalkan Israel sejak dimulainya perang yang merusak di Jalur Gaza pada Oktober 2023, data baru terungkap pada Rabu, (9/4/2025).
Sebuah laporan oleh Otoritas Inovasi Israel mengatakan bahwa 8.300 karyawan teknologi meninggalkan negara itu dalam periode antara Oktober 2023 dan Juli 2024, mewakili 2,1% dari seluruh tenaga kerja sektor teknologi di Israel.
Menurut laporan tersebut, industri teknologi tinggi Israel mengalami penurunan jumlah karyawan, dengan sekitar 5.000 karyawan meninggalkan industri tersebut pada tahun 2024, menandai pertama kalinya dalam setidaknya satu dekade.
Angka-angka menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan karyawan di bidang teknologi tinggi di Israel turun menjadi 390.847 pada tahun 2024, turun 1,2% dari tahun 2023, yang menegaskan kepergian 5.000 karyawan teknologi.
Lebih dari separuh tenaga kerja di perusahaan teknologi tinggi Israel saat ini berada di luar negeri, dengan 440.000 karyawan di luar negeri dibandingkan dengan 400.000 di Israel, menurut laporan tersebut.
“Laporan ketenagakerjaan teknologi tinggi menekankan perlunya investasi terfokus yang berkelanjutan dalam industri ini, yang merupakan mesin pertumbuhan utama ekonomi Israel,” kata Dror Bin, CEO Otoritas Inovasi Israel.
Ia menyerukan untuk mengambil langkah-langkah politik guna memungkinkan kembalinya karyawan teknologi ke Israel.
Laporan media Israel sebelumnya menunjukkan bahwa banyak warga Israel telah meninggalkan negara itu setelah perang Israel di Gaza dan dampaknya terhadap ekonomi dan keamanan di Israel.
Lebih dari 50.800 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Sumber: Anadolu