EdunesiaNews – Gedung Putih sedang mengevaluasi proposal Iran untuk perundingan nuklir tidak langsung sekaligus memperkuat pasukan militer AS di Timur Tengah, menurut pejabat AS yang berbicara kepada Axios.
Pendekatan jalur ganda muncul saat Presiden Donald Trump memperingatkan akan melakukan serangan dahsyat jika diplomasi gagal.
Trump berulang kali menyatakan preferensinya untuk kesepakatan tetapi mengeluarkan peringatan keras. “Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pemboman. Itu akan menjadi pemboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” katanya kepada NBC News. Sementara ia menetapkan batas waktu dua bulan untuk negosiasi, garis waktu yang tepat masih belum jelas.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi bahwa Trump baru-baru ini menerima tanggapan resmi Iran atas suratnya yang dikirim kepada Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei beberapa pekan lalu.
Iran hanya menyetujui perundingan tidak langsung yang dimediasi Oman dan menolak membahas isu-isu non-nuklir seperti program misilnya sebagaimana tuntutan utama AS.
Meskipun Gedung Putih memilih perundingan langsung, Gedung Putih tidak mengesampingkan tawaran Teheran, kata sumber, seraya menambahkan belum ada keputusan yang diambil.
Pentagon telah secara signifikan memperkuat kehadiran regionalnya, termasuk memperluas penempatan dua kapal induk dan mengirim pesawat pembom siluman B-2 ke Diego Garcia di Samudra Hindia.
Seorang pejabat AS mencatat bahwa langkah-langkah tersebut “tidak terlepas” dari tenggat waktu Trump. Sementara itu, Khamenei memperingatkan bahwa meskipun ia meragukan serangan AS, Iran akan memberikan “pukulan berat sebagai balasannya.”
Kebijakan Trump terhadap Iran telah ditandai oleh “tekanan maksimum” sejak ia menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA). Pemerintahannya memberlakukan sanksi yang melumpuhkan, mengisolasi Iran secara diplomatis, dan menargetkan proksi regionalnya.
Meskipun sebelumnya gagal memulai kembali perundingan, perkembangan terakhir menunjukkan keseimbangan yang genting antara diplomasi dan ancaman militer.
Sumber: Anadolu.