Wamendikdasmen Dorong Pendidikan Karakter, Ciptakan Generasi Peduli Lingkungan

EdunesiaNews – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengungkapkan bahwa kementerian terus mendorong keberlanjutan program penguatan pendidikan karakter untuk menciptakan generasi peduli lingkungan.

“Kami di kementerian sudah lama mendorong program penguatan pendidikan karakter, yang salah satunya menanamkan kecerdasan sosial dan emosional. Anak-anak harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan memahami dampak gaya hidup mereka terhadap masa depan bumi,” ujar Wamen Fajar, pada Solopos Youth Forum 2025 yang mengangkat tema Young People & Sustainability, di Surakarta, Februari lalu.

Pendidikan karakter semakin ditekankan dengan pendekatan green skills, yakni keterampilan dan kebiasaan hidup ramah lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif ini juga diperkuat melalui program sekolah Adiwiyata dan berbagai penghargaan bagi sekolah ramah lingkungan.

“Kami ingin menanamkan budaya berpikir dan bertindak yang peduli lingkungan. Oleh karena itu, kami menerapkan pendekatan deep learning, di mana siswa tidak hanya menerima informasi tetapi benar-benar memahami dan menerapkan konsep keberlanjutan dalam kehidupan mereka,” tambahnya.

Lebih lanjut, Wamen Fajar menyampaikan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan anak muda untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan antara lain: 1) Mengurangi penggunaan plastik dengan membawa tas belanja sendiri. 2) Menghemat energi dengan menggunakan listrik seperlunya. 3) Menanam dan merawat pohon untuk menjaga keseimbangan ekosistem. 4) Menerapkan gaya hidup minim sampah dengan memilah dan mendaur ulang limbah.

“Perubahan dimulai dari diri sendiri. Anak-anak muda tidak perlu menunggu 20-30 tahun untuk peduli terhadap lingkungan. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan masa depan kita,” tegasnya.

Sebagai bagian dari strategi penguatan pendidikan karakter untuk keberlanjutan, pemerintah juga terus mendorong para guru untuk menjadi contoh nyata dalam penerapan gaya hidup ramah lingkungan. “Jika kita ingin anak-anak memiliki kesadaran lingkungan, maka guru dan orang tua harus menjadi contoh pertama bagi mereka,” ungkapnya.

Menutup diskusi, Wamen Fajar menyampaikan bahwa masa depan adalah kita, yang berarti pendidikan karakter dapat menjadi gerakan besar yang tidak hanya dilakukan oleh individu tetapi menjadi budaya kolektif di sekolah dan masyarakat.

Sumber: kemdikbud.go.id

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *